Rabu, 18 Juli 2007

SAATNYA PEMERINTAH BENTUK BANK UMUM SYARIAH


SAATNYA PEMERINTAH BENTUK BANK SYARIAH UMUM
Oleh : Zulfikar,ST



A. Pendahuluan

Perbankan syariah merupakan suatu fenomena yang menjanjikan dan tidak kalah dibandingkan dengan perbankan konvensional, walaupun masih berusia muda perbankan syariah Indonesia pada akhir April 2007 mampu mencatat asset 28.36 T, dana deposito mencapai 22.01 T, LDR/FDR mencapai 97.03 % serta NPL berkisar 6.14 %, indikasi LDR dan NPL masih cukup baik dibandingkan dengan perbankan nasional yang mencetak LDR 53.50 % dan NPL 6.70 %. Dari dua indikator ini bahwa perbankan syariah lebih baik menjalankan fungsi intermediasinya dibandingkan dengan perbankan konvensional, sementara itu pembiayaan sektor ke modal kerja sangat mendominasi pembiayaan Bank Syariah yang mencapai 11.88 T, Investasi mencapai 6.34 T dan Konsumtif 4.70 T

B. Perkembangan ekonomi nasional
Perkembangan ekonomi makro tahun 2007 Quartal I cukup mengembirakan inflasi dapat ditekan menjadi 6.01 % cadangan devisa mencapai $ 50 M, nilai tukar dollar terhadap rupiah mengalami penguatan yakni sebesar Rp. 9.050 an, BI Rate berkisar di angka 8.50 %, disusul harga minyak dunia $ 72.62/ barrel bahkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6.1 %. Kenaikan harga minyak tersebut berdampak dengan perubahan RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Sementara itu pemerintah mencoba memperbaiki usulan RAPBN-P tahun 2007 dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 6.3 %, inflasi sebesar 6.5 % suku bunga diperkirakan sebesar 8 % dan nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar Rp. 9.100. dan apabila inflasi setahunan dapat dipertahankan (year-on year) pada akhir tahun 2007 sesuai target pemerintah sebesar 6 %-6.5 %, maka kemungkinan BI Rate dapat diturunkan sebesar 7.5 %-8% namun usulan pemerintah ini terlalu optimistik , sedangkan menurut pandangan BI pertumbuhan ekonomi akan diperkirakan sebesar 6.2 %, inflasi 6 plus minus 1 persen, Suku bungan 3 bulan 8 persen dan nilai tukar rupiah berada di Rp. 9.000-Rp. 9.200,0an.
Sedangkan dilantai bursa indeks harga gabungan IHSG Jakarta mencapai 2.301,61 masih didominasi oleh saham-saham blue chip seperti saham telekomunikasi, pertambangan dan CPO, namun sungguh disayangkan transaksi di lantai bursa hanya sekedar mendapatkan gain sementara saja sementara itu untuk transaksi penjualan SUN pada mei 2007 total net asing mencapai 13.5 T kelompok perbankan 15.1 T transaksi asing yang begitu banyak ini dikarenakan imbal hasil yang diperoleh lebih tinggi sebesar 3.72 % daripada imbal hasil regional sebesar 1.32 %, sedangkan untuk melakukan ekspansi usaha masih belum terasa, bahkan diperkirakan pembelian saham ini hanya sekedar untuk melakukan akuisisi perusahaan yang memiliki bisnis yang sama. Bullishnya pasar modal Indonesia ini juga didukung oleh perkembangan pasar saham China dan Dowjohne, di pasar bursa saham AS ini juga adanya trend merger operator bursa dunia dan merger sesama perusahaan, namun merger tersebut akan mengalami perlambatan pada Q-II, yang akan berdampak pada penurunan ekonomi nasional pada Q-II dan Q-III
Namun menurut pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 6-3 % -6.5 %, inflasi diperkirakan mencapai 6.8 %, suku bunga mencapai 8.5 % pada akhir tahun 2007, dimana diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan pada Q-II dan Q-III, dikarenakan masuknya lebaran dan natal pada Q-III yang akan memacu tumbuhnya inflasi.

C. Perkembangan Perbankan Nasional
Dana pihak ketiga perbankan tumbuh 15.7 % pada april 2007 mencapai Rp. 1.29 T, sementara Kredit mencapai Rp. 855.4 M sehingga LDR perbankan nasional hanya mencatat 53.5 %, sementara itu NPL perbankan nasional mencatat 6.7 % dan NIM hanya mencatat 0.5 %, hal ini mencerminkan belum mampunya perbankan nasional menjalankan fungsi intermediasinya walaupun SBI telah turun, Kredit Bank umum berdasarkan penyaluran pada april 2007 modal kerja mencapai 421.30 T, Investasi 154.96 T Konsumtif 236 T berdasarkan dari data diatas terjadi perbaikan dalam penyaluran kredit dimana modal kerja memiliki porsi terbanyak walaupun belum diikuti oleh kredit Investasi, sementara itu sektor –sektor ekonomi penyumbang NPL pada April 2007 adalah pertanian 2.8 T , pertambangan 1.05 T, perindustrian 19.07 T, Listril Gas dan air mencapai 146 M, konstruksi 1.77 T, perdagangan restoran dan hotel 11.02 T pengangkutan pergudangan dan komunikasi 1.95 T, Jasa dunia usaha 3.28 T, jasa sosial 247 M, lain-lain 8.7 T. Sedangkan jenis penggunaan penyumbang NPL modal kerja 25.6 T, Investasi 15.8 T dan konsumtif 8. 6 T . merupakan kewajaran bagi perbankan dimana mereka harus berhati-hati dalam melakukan penyaluran kredit seiring dengan kondisi iklim investasi di Indonesia masih belum pulih.

D. Pembentukan Bank Syariah Milik pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk tahun 2007 yang menitik beratkan pada iklim investasi dan iklim usaha, dimana saat ini terdapat anggaran 100 T untuk memperbaiki sektor investasi yang berada di daerah-daerah, walaupun sektor investasi masih belum menggeliat melihat pihak perbankan masih menyalurkan sebesar 154.96 T yang merupakan terendah dibandingkan dengan kredit modal kerja mencapai 421.30 T, dan kredit konsumtif mencapai 236 T
Dengan melihat kondisi diatas timbullah opini pemerintah untuk segera membentuk Bank sepeti Bappindo yang khusus untuk memberikan kredit-kredit investasi namun , usul tersebut sebaiknya dialihkan saja dengan membentuk suatu Bank Syariah milik pemerintah mengingat saat ini kinerja Bank Syariah masih lebih baik dari Bank konvensional, kemudian Bank Syariah milik pemerintah masih belum ada yang ada hanya anak perusahaan bank milik pemerintah dan unit syariah milik pemerintah.
Disamping itu dari segi permodalan pemerintah tidak perlu mengeluarkan lebih banyak modal jika ingin membentuk bank syariah, apalagi ingin mempersiapkan struktur permodalan yang akan dimulai pada september 2007 ini. Oleh sebab itu sudah selayaknya pemerintah membentuk Bank Syariah Milik BUMN

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Halo, saya Ainah Ann, saat ini saya tinggal di indonesia. Saya hampir muak dengan kehidupan beberapa bulan yang lalu karena saya membutuhkan uang untuk membayar tagihan saya, dan karena situasi saya, saya sangat ingin mendapatkan pinjaman untuk membayar tagihan saya yang sudah dikeluarkan dan membiayai bisnis saya. Semua usaha saya untuk mendapatkan pinjaman dari perusahaan pinjaman swasta dan korporasi internet ini benar-benar sia-sia.
 
Poin terakhir saya untuk mengatakan selamat tinggal pada pencarian pinjaman adalah ketika Tuhan menyerahkan kepada saya sarana rezeki saya untuk bisnis dan mata pencaharian saya sampai saat ini, yang memberi saya pinjaman sebesar 750 juta Rupee Indonesia. Saya hanya harus bersaksi secara online ini karena saya tahu ada banyak orang di luar sana yang mencari jenis perbuatan baik ini, dan pada saat yang sama saya harus menceritakan dunia tentang kesempatan besar yang menanti mereka.
 
Mengamankan pinjaman tanpa jaminan, Tidak ada pemeriksaan kredit, tidak ada penandatanganan, dan tidak ada biaya pinjaman, hanya dengan tingkat bunga 2% saja dan rencana pembayaran dan jadwal yang lebih baik. Jangan buang waktu lagi, dan bayar tagihan Anda dengan bantuan Maureen Kurt Financial Service. Anda dapat menghubungi dia melalui (maureenkurtfinancialservice@gmail.com). Dia wanita yang baik hati dan kebajikan, jadi jangan takut untuk bertemu dengannya untuk meminta bantuan. Jika ada keraguan atau ketakutan, Anda selalu bisa menghubungi saya melalui ainahann10@gmail.com