Selasa, 25 Desember 2007

Bank Syariah Outlook 2008

Bank Syariah Outlook 2008
Oleh : Zulfikar
Tahun 2008 merupakan nuansa baru bagi perbankan syariah dalam membuka kinerja perbankan syariah nasional, meskipun BI menargetkan pertumbuhan Bank Syariah secara nasional akan mencapai 5 %, namun pertumbuhan 5 % tersebut haruslah didukung oleh pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan. Pada tahun 2008 diperkirakan BRI akan menspins off unit Syariahnya dengan mengakuisisi Bank Artha Jasa, begitu juga dengan rencana merger Bank Danamon dan BII yang mengakibatkan terjadinya perubahan di unit syariah Bank Danamon dan BII Syariah yang diperkirakan akan dilakukan spin off. Perkembangan yang positif tersebut juga harus didukung dengan sistim permodalan yang kuat dimana pada tahun 2008 ini perbankan syariah sudah dipastikan akan banyak menerbitkan sukuk/obligasi syariahnya untuk menambah modal mereka, disamping itu juga proses akuisisi dan merger perbankan serta perubahan status menjadi Bank syariah pun akan mewarnai peta persaingan perbankan syariah secara nasional. Disamping itu juga masuknya bank-bank asing yang akan bermain di pasar perbankan syariah Indonesiapun diperkirakan akan semakin hangat, mudah-mudahan persaingan tersebut dilandasi dengan fastabaqul Khairat "berlomba-lomba berbuat kebaikan".
Kinerja perbankan nasional
Kinerja perbankan nasional sampai dengan 2007, mengalami perbaikan hal ini ditandai dengan pertumbuhan kredit sebesar Rp. 957 T atau sebesar 21.5 %, pertumbuhan asset juga mengalami kenaikan sebesar 17.75 % (y-o-y) atau sebesar Rp. 1.850,5 T, NIM sebesar 0.76 % walaupun belum cukup efektif dikarenakan LDR (Loan to deposit ratio) sebesar 56 %. Sedangkan CAR (Capital Adequate ratio) 19.96 %, walaupun diatas ketentuan Bassel Accord II sebesar 12 %, namun denga perhitungan baru di perkirakan perbankan nasional akan mengalami peurunan CAR sebesar 1.3 % -1.7 %.
Analisis Kinerja
Permodalan
Dari kinerja tersebut maka dipastikan akan banyak bank-bank yang akan melakukan merger dan akuisisi untuk memperkuat struktur permodalan, bagi bank-bank yang tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut maka saham bank tersebut akan dijual dan dipastikan pemain asing akan semakin agresif memasuki pasar perbankan nasional.
Kredit/LDR
Tahun 2008 kredit perbankan nasional akan semakin baik hal ini ditandai dengan BI Rate yang semakin turun hingga Q1-Q2 2008, untuk pertumbuhan 21 %-24 % dipastikan akan terpenuhi target tersebut, Penyaluran kredit yang agresif tersebut dikarenakan pemain asing akan mengguyur pasar UKM Indonesia terutama sektor perkebunan, perdagangan/ritel, para pemain bank milik asing ini bahkan berani memberikan KTA (kredit tanpa agunan), sementara itu bank-bank nasional juga akan mengejar kondisi tersebut namun dengan keadaan yang lamban atau bisa dikatakan lebih hati-hati, namun pergerakan mereka akan agresif di Q2-Q3 sehingga pertumbuhan kredit akan menembus level 24 % bahkan bisa diatasnya.
Peluang dan Strategi Perbankan Syariah
Dengan kondisi yang ada meskipun perbankan syariah masih sebesar 1.72 %, namun dipastikan perbankan syariah akan diwarnai persaingan perang jaringan dan biaya administrasi yang murah serta perang fee based income.
Permodalan
Perbankan syariah akan dihantui dengan permodalan yang lemah dikarenakan agresifnya mereka meyalurkan kredit sehingga dibutuhkan penerbitan sukuk/obligasi syariah, bagi bank-bank CAR nya 8 % -10 % maka mau tidak mau harus meminta tambahan modal.
Kredit/NPL
Kredit yang agresif mengakibatkan overheating pada perbankan syariah 2008, hal ini wajar oleh sebab itu perbankan syariah harus melakukan restrukturisasi atau melakukan pencairan tambahan sehingga NPL mereka akan lebih kecil dibawah 5 %, sedangkan untuk kualitas kredit perbankan syariah harus mampu menerbitkan FRR (fiancial Risk ratig) hal ini berkaitan dengan sektor-sektor mana yang lagi booming dan sektor-sektor mana yang sebaiknya dihindari. Untuk mendapatkan laba-laba sebaiknya bank syariah harus bisa menspreading pembiayaan mereka yakni fasilitas musyarakah waad atau musyarakah mutanaqisah dengan skim murabahah
Pendanaan/Dana Pihak ketiga/fee based Income
Pendanaan/dana Pihak Ketiga
Untuk sektor pendanaan konsentrasi pada dana murah seperti giro dan tabungan juga menjadi incaran meskipun tidak mengabaikan dana dari deposito, Untuk memperoleh biaya administrasi dari nasabah maka perbankan syariah harus lebih kreatif dan menggunakan teknologi dengan memanfaatkan fasilitas ATM bersama, fasilitas bank induk, dan melakukan kerja sama antara perbankan syariah.
Kreatifitas membuat produk tabungan juga menjadi hal yag harus diperhatikan dengan memanfaatkan kerjasama dengan pihak lain seperti asuransi dan sebagainya . seperti produk investasi DPLK, replanting kebun, reksadana, dsb.
Jika bermain di sektor ritel maka biaya administrasi tabungan harus lebih murah, dikarenakan sektor yang dibidik adalah ritel.
Fee based Income
Perbankan syariah dalam mendapatkan fee based income juga harus melakukan kerja sama dengan instansi lain seperti telkom,telkomsel, indosat,dan provider lainnya untuk membayar payment point, pembayaran listrik, pembayaran uang kuliah dengan ATM C0 Branding, serta pembayaran gaji karyawan, pembayaran pajak eskpor import
Untuk daerah industri mendapatkan fee based dari surat referensi bank, surat dukungan bank juga semakin menarik serta Bank Garansi yang cukup ideal dimana dengan adanya otonomi daerah maka proyek-proyek akan semaki ramai didaerah.
Mudharabah muqayyadah untuk menjual produk ini memang harus ekstra ketat dikarenakan pemahaman masyarakat yang ada, bagi mereka yang berani mengambil resiko maka mudharabah muqayyadah lebih menarik daripada bermain saham di pasar modal, jika perbankan syariah ingin fokus kesini maka harus dilakukan sosialisasi terlebih dahulu untuk pemahamam kepada masyarakat karena produk tersebut memiliki resiko, namun memiliki return yang lebih baik daripada saham di pasar modal.

Senin, 10 Desember 2007

Strategi Perbankan Syariah Akhir Tahun

Strategi Perbankan Syariah Akhir Tahun 2007
Oleh : Zulfikar
Akhir tahun pada bulan desember 2007 merupakan akhir dari segala aktivitas target RKAP (Rencana Kegiatan Anggaran Perusahaan) yang di kejar, seluruh perbankan syariah sebelum mengakhiri akhir tahun pasti telah melakukan konsolidasi baik dalam rangka Raker (Rapat Kerja) ataupun penyusunan RKAP pada tahun 2008 lewat ekonomic outlook 2008 yang disusun dalam team ALCO. Bagi Bank-bank yang telah melewati target 100 % atau sekitar 98 % pasti bernafas lega mereka tinggal mengejar melakukan mantenance costumer baik segi pendanaan maupun pembiayaan. Bagi perbankan syariah yang belum tercapai targetnya harus bekerja keras sampai akhir bulan desember nanti, dan melakukan perbaikan target tahun 2008 yang harus dievalusai setiap triwulan sesuai dengan KPI yang menggunakan Balanced Score Card
Prediksi Akhir tahun 2007
Pendanaan :
Perbankan syariah pada umumnya akan menggempur sektor pendanaan terutama mereka berburu dengan dana murah seperti tabungan dan giro, hal ini dikarenakan pada umumnya perbankan syariah yang telah kelebihan menyalurkan pembiayaan LDR/FDR sebesar 95 %- 102.66 %, hal ini berimbas bagi nasabah yang menunggu pembiayaan dari Bank Syariah tentu saja akan di hold untuk pencairan pembiayaan di tahun 2008. Bagi perbankan syariah yang memiliki produk investasi seperti reksadana tentu saja mereka berburu di sektor ini untuk meningkatkan fee based income mereka, namun bagi perbankan syariah yang fokus terhadap asset mereka akan memburu sektor pendanaan terutama deposito.
- Pertumbuhan Giro sampai akhir desember 2007 di prediksi diangka Rp.3.4 - Rp.3.5 T, hal ini dianggap wajar walaupun transaksi akhir tahun ada namun hanya untuk sekedar pembayaran gaji karyawan dan bonus akhir tahun.
- Pertumbuhan Tabungan sampai akhir desember 2007 di prediksi Rp. 8.7 T - Rp. 8.9 T
- Pertumbuhan Deposito sampai akhir desember 2007 di prediksi di kisaran Rp.14.7 - Rp. 15.2 T
- Total asset keseluruhan perbankan syariah di perkirakan akan mencapai Rp. 34 T - Rp.35 T, dimana dimana dua bank terbesar di pangsa pasar perbankan syariah yakni PT. Bank Syariah Mandiri di perkirakan menyumbang 12 T, PT. Bank Muammalat Indonesia menyumbang 11 T dan 1 T lagi ,disusul PT. BSMI, PT.BNI, Permata bank syariah dan unit syariah lainnya
Pembiayaan
Dari segi pembiayaan Bank Syariah tidak perlu khawatir, karena LDR/FDR mereka sudah sangat berlebih,
-Pembiayaan Musyarakah sampai akhir desember 2007 di prediksi diangka Rp.4.2 T- Rp. 4.3 T bisa saja lebih kecil sampai keangka Rp. 3.9 T di karenakan adanya pelunasan di karenakan telah selesainya proyek - proyek yang telah dikerjakan.
- Pembiayaan Mudharabah sampai akhir desember 2007 di prediksi di angka Rp. 5.4 T- Rp. 5.5 T di karenakan sektor ini di dominasi oleh koperasi karyawan, dimana di perkirakan akan naik di karenakan anggota koperasi yang membutuhkan pendanaan mereka untuk tahun 2008 nanti.
- Pembiayaan Murabahah sampai akhir desember 2007 di prediksi di angka Rp. 16.3 T - Rp. 16.4 T pembiayaan murabahah masih mendominasi di karenakan faktor resiko yang lebih kecil dari pada sektor lain, jenis pembiayaan tersebut masih didominasi sektor konsumtif seperti properti dan kenderaan bermotor
- Pembiayaan Istishna sampai akhir desember 2007 di prediksi di angka Rp. 350 Juta - Rp. 360 Juta, pembiayaan ini pada umumnya untuk pembangunan gedung dan infrastruktur dimana pencairannya berdasarkan progres pembangunan
- Lainnya sampai akhir desember 2007 di prediksi di angka Rp.826 juta - Rp. 830 Juta, hal ini didominasi oleh skim Qard wal ijarah, Ijarah Muntahia Bit tamlik dan skim lainnya
Prediksi Perkembangan Perbankan Syariah 2008
Pada tahun 2008 perbankan syariah pada umumnya masih melakukan konsolidasi walaupun BI menargetkan pertumbuhan 5 % pangsa pasar perbankan syariah secara nasional, BRI Syariah pada Q2-Q3 akan segera spinn off dengan mengakuisis Bank Artha Jasa, persaingan bisnispun semakin hangat dengan semakin maraknya unit-unit syariah yang memasuki pangsa pasar syariah ini, Bagi bank baru strategi mereka akan fokus di pendanaan oleh sebab itu kreatifitas menciptakan produk pendanaan dengan biaya yang murah yang akan memenangkan pertempuran sektor pendanaan di tambah dengan banyaknya jaringan ATM dan kerjasama antar bank. Bagi bank yang telah establihs tentu saja mereka akan terus jor-joran ekspansi apalagi dengan di bukanya keran window dressing atau lebih di kenal dengan Office Channelingya mereka akan memanfaatkan Bank induk mereka.
Namun semuanya tersebut tergantung karakter suatu daerah yang mereka hendak capai namun lebih baik perbankan syariah yang apabila hendak membuka cabang di suatu daerah harus mempelajari peta persaingan di suatu daerah karena ada daerah yang pembiayaannya besar namun pendanaannya kecil bahkan sebaliknya, dengan kondisi pasar tersebut para pimpinan cabang di suatu daerah harus jeli memanfaatkan pasar, apakah mengejar pembiayaan terlebih dahlu baru pendanaan atau mengejar pendanaan dahulu baru pembiayaan.
Sangat ideal sekali jika di suatu cabang tersebut juga dibekali dengan adanya limit pembiayaan yang lebih besar sehingga lebih cepat untuk BEP
Permodalan
Perbankan syariah tahun 2008 akan dihadapi dengan persoalan permodalan atau CAR mereka hal ini dikarenakan ekpansi yang besar-besaran di sektor pembiayaan sehingga harus mencadangkan PPAP mereka lebih besar dan tentu saja mengganggu CAR apalagi sektor pendanaan yang tidak mendukung, namun insya allah apabila perbankan syariah telah ditopang oleh induk untuk mendapatkan permodalan tentu saja lebih baik lagi idelanya modal suatu bank syaria adalah kucuran sebesar Rp. 250 M - Rp. 300 M sehingga akan lebih ideal dalam melakukan ekspansi.
Jaringan
Pada tahun 2008 ini Bank-Bank syariah akan memafaatkan OC mereka dengan Bank Induk dan tentu saja sangat bermanfaat dalam menjaring nasabah induk, namun perlu juga di sosialisasikan agar tidak menjadi persaingan yang tidak sehat di level grass road terutama persoalan target, namun apabila di sosialisasikan hal tersebut tentu akan mengurangi efek substistusi antar bank induk dan syariah, namun adanya OC ini tentu saja akan menjad complementer.
Jaringan IT pada tahun 2008 banyak bank-bank yang berinvest di sektor ini apalagi dengan ketersediaan mesin ATM dan teknologi yang lebih mudah dan efisien, namun pada umumya bank-bank syariah akan memanfaatkan teknologi induk.
Berburu kreatifitas dan Innofative
Untuk memperbesar pangsa pasar perbankan syariah pada umumnya akan menciptakan produk-produk pendanaan dan produk wealth manajemen, apakah bekerja dengan pihak asuransi ataupun pihak lain yang mewarkan beberapa fitur dan kemudahan.
Produk-produk pendanaan
yang harus di ciptakan adalah produk-produk jangka panjang apakah dalam rangka tabungan invetasi pendidikan, tabungan investasi pensiun atau tabungan replanting perkebunan.
Produk Pembiayaan
Untuk berburu di sektor pembiayaan perbankan syariah harus menciptakan produk-produk revolving seperti musyarakah mutanaqisah untuk PRK Syariah dan produk Cash card atau kartu kredit syariah serta produk-produk mudharabah muqayyadah untuk merebut pasar terutama pasar modal